Selasa, 18 Februari 2014

RANAH PENILAIAN PENDIDIKAN KOGNITIF



A.      Pengertian
Menurut Benyamin S. Bloom, ranah kognitif merupakan segala upaya yang menyangkut aktivitas otak, khususnya kemampuan berpikir. Penilaian aspek kognitif dimaksudkan untuk mengukur pencapaian indikator hasil belajar dari  segi intelektualitas, yaitu kemampuan menggali dan mengolah informasi atau pengetahuan.
Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk di dalamnya kemampuan memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis, mensistesis dan kemampuan mengevaluasi. Jadi, kemampuan kognitif adalah kemampuan berfikir secara hirarki yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
B.       Tujuan
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
C.       Enam tingkat aspek belajar kognitif
1.         Pengetahuan/ hafalan/ ingatan (knowledge). Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenal kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya. Pengetahuan atau ingatan ini merupakan proses berfikir yang paling rendah.
Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah-istilah dan lain sebagainya.
2.         Pemahaman (comprehension). Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar-mengajar. Siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal yang lain. Kemampuan pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu:
a.         Menerjemahkan  (translation)
b.        Menginterpretasi (interpretasi)
c.         Mengekstrapolasi (extrapolation)
3.         Penerapan (application). Penerapan (application) adalah kesanggupan untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, serta teori-teori dalam situasi baru dan konkret.
4.         Analisis (analysis). Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau factor-faktor yang satu dengan factor-faktor lainnya.
Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen-komponen pembentuknya.
5.         Sintesis (syntesis). Sintesis (syntesis) adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.
Pada jenjang ini seseorang dituntut untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan jalan menggabungkan berbagai factor yang ada. Hasil yang diperoleh dari penggabungan ini dapat berupa:
a.    Tulisan
b.    Rencana atau Mekanisme
6.         Penilaian (evaluation). Penilaian (evaluation) merupakan jenjang berfikir paling tinggi dalam rana kognitif menurut Taksonomi Bloom. Penilaian (evaluation) mengharapkan peserta didik mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu.
Apabila melihat kenyataan yang ada dalam sistem pendidikan yang diselenggarakan, pada umumnya baru menerapkan beberapa aspek kognitif tingkat rendah, seperti pengetahuan, pemahaman dan sedikit penerapan. Sedangkan tingkat analisis, sintesis dan evaluasi jarang sekali diterapkan. Apabila semua tingkat kognitif diterapkan secara merata dan terus-menerus maka hasil pendidikan akan lebih baik.
D.      Hubungan kegiatan pembelajaran dengan domain tingkatan aspek kognitif
No
Tingkatan
Deskripsi
1.








2.













3.









4.










5.








6.
Pengetahuan








Pemahaman













Aplikasi









Analisis










Sintesis








Evaluasi
Arti: Pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, teori, prosedur, dll.
Contoh kegiatan belajar:
  • Mengemukakan arti
  • Menentukan lokasi
  • Mendeskripsikan sesuatu
  • Menceritakan apa yang terjadi
  • Menguraikan apa yang terjadi
Arti: pengertian terhadap hubungan antar-faktor, antar konsep, dan antar data hubungan sebab akibat penarikan kesimpulan.
Contoh kegiatan belajar:
·         Mengungkapakan gagasan dan pendapat dengan kata-kata sendiri
·         Membedakan atau membandingkan
·         Mengintepretasi data
·         Mendeskripsikan dengan kata-kata sendiri
·         Menjelaskan gagasan pokok
·         Menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri

Arti: Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari
Contoh kegiatan:
  • Menghitung kebutuhan
  • Melakukan percobaan
  • Membuat peta
  • Membuat model
  • Merancang strategi

Artinya: menentukan bagian-bagian dari suatu masalah, penyelesaian, atau gagasan dan menunjukkan hubungan antar bagian tersebut
Contoh kegiatan belajar:
  • Mengidentifikasi faktor penyebab
  • Merumuskan masalah
  • Mengajukan pertanyaan untuk mencari informasi
  • Membuat grafik
  • Mengkaji ulang

Artinya: menggabungkan berbagai informasi menjadi satu kesimpulan/ konsep atau meramu /merangkai berbagai gagasan menjadi suatu hal yang baru.
Contoh kegiatan belajar:
·         Membuat desain
·         Menemukan solusi masalah
·         Menciptakan produksi baru,dst.

Arti: mempertimbangkan dan menilai benar-salah, baik-buruk, bermanfaat-tidak bermanfaat
Contoh kegiatan belajar:
·         Mempertahankan pendapat
·         Membahas suatu kasus
·         Memilih solusi yang lebih baik
·         Menulis laporan, dst.








DAFTAR PUSTAKA
Hamid Huzaifah. 2009. Ranah Penilaian Kognitif, Afektif Dan Psikomotorik.  Artikel (online). http://www.biologionline/evaluasipendidikan (diakses tanggal 22 Januari 2014).
Fitrianti Risman. 2012. Ranah Kognitif Dalam Evaluasi Pembelajaran. Artikel (online). http://www.blogspot.anthycomelniedlich.com (diakses tanggal 22 Januari 2014).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar