A. Implementasi
Hak Ibu dan Bayi pada Masa Postpartum
Beberapa hak hak pasien secara umum
adalah :
1. Hak untuk memperoleh informasi
2. Hak untuk mendapatkan pelayanan yang
berkualitas
3. Hak untuk mendapatkan perlindungan dalam
pelayanan
4. Hak untuk mendapatkan jaminan
kesehatan
5. Hak untuk mendapatkan pendampingan
suami atau keluarga dalam pelayanan
6. Hak untuk mendapatkan pelayanan
sesuai pilihan.
Untuk memenuhi kebutuhan pasien
tersebut, bidan berkewajiban memberikan asuhan sesuai standar. Standar asuhan
pada ibu nifas telah diatur dalam KEPMENKES 369/ MenKes/ 2007. Implementasi hak
untuk ibu postnatal dan bayi, bisa diartikan dengan gerakan sayang ibu. Gerakan
sayang ibu merupakan suatu gerakan yang dilaksanakan dalam upaya membantu salah
satu program pemerintah untuk peningkatan kualitas hidup perempuan melalui
berbagai kegiatan yang berdampak terhadap upaya penurunan angka kematian ibu
karena hamil, melahirkan dan nifas. Program ini bertujuan memberikan stimulant
dalam memperhatikan gizi keluarga terutama ibu hamil, dan ibu menyusui. Metode
yang digunakan pada program ini adalah meningkatkan kepahaman pada keluarga
dengan pendampingan dan penyuluhan, pembentukan komunitas (kelompok masyarakat)
yang terdiri dari masyarakat sasaran dan stakeholders.
Selain hak untuk mendapatkan
pendampingan dalam gerakan sayang ibu, implementasi hak ibu post natal juga
dapat berupa hak ibu dalam menyusui bayi. Kita tidak dapat memaksa ibu untuk
menyusui kalau tidak ingin. Karena menyusui itu juga melibatkan keikhlasan ibu,
bukan hanya sekedar memberikan ASI kepada bayinya. Sebaliknya, tidak ada
seorangpun yang boleh menghalangi seorang ibu memenuhi haknya untuk menyusui
bayinya. Selain ibu, bayi juga punya hak. Mendapatkan ASI ibu adalah hak bayi.
Hal ini juga diatur dalam konvensi Hak anak pasal 24 yang menyatakan bahwa anak
(atau bayi) berhak atas standar kesehatan tertinggi yang dapat diadakan. Yang
paling essensial dari hak ini adalah hak hidup si anak. Dia berhak mendapatkan
kehidupan yang layak di muka bumi ini.
B. Asuhan
Bayi Baru Lahir dan Balita Berdasarkan Evidence Based :
1. Baby
Friendly
Baby
friendly atau dikenal dengan Baby Friendly Initiative (inisiasi sayang bayi)
adalah suatu prakarsa internasional yang didirikan oleh WHO/ UNICEF pada tahun
1991 untuk mempromosikan, melindungi dan mendukung inisiasi dan kelanjutan
menyusui.
Program
ini mendorong rumah sakit dan fasilitas bersalin yang menawarkan tingkat
optimal perawatan untuk ibu dan bayi. Sebuah fasilitas Baby Friendly Hospital/
Maternity berfokus pada kebutuhan bayi dan memberdayakan ibu untuk memberikan
bayi mereka awal kehidupan yang baik. Dalam istilah praktis, rumah sakit sayang
bayi mendorong dan membantu wanita untuk sukses memulai dan terus menyusui bayi
mereka dan akan menerima penghargaan khusus karena telah melakukannya. Sejak
awal program, lebih dari 18.000 rumah sakit di seluruh dunia telah menerapkan
program baby friendly. Negara-negara industri seperti Australia, Austria,
Denmark, Finlandia, Jerman, Jepang, Belanda, Norwegia, Spanyol, Swiss, Swedia,
Inggris, dan Amerika Serikat telah resmi di tetapkan sebagai rumah sakit sayang
bayi.
Dalam rangka mencapai program Baby Friendly
Inisiative, semua provider rumah sakit dan fasilitas bersalin akan:
a. Memiliki
kebijakan tertulis tentang menyusui secara rutin dan dikomunikasikan kepada semua
staf tenaga kesehatan.
b. Melatih
semua staf tenaga kesehatan dalam keterampilan yang diperlukan untuk
melaksanakan kebijakan ini.
c. Memberi tahu semua ibu hamil
tentang manfaat dan penatalaksanaan menyusui
d. Membantu
ibu untuk memulai menyusui dalam waktu setengah jam kelahiran.
e. Tampilkan
pada ibu bagaimana cara menyusui dan cara mempertahankan menyusui jika mereka
harus dipisahkan dari bayi mereka.
f. Berikan
ASI pada bayi baru lahir, kecuali jika ada indikasi medis.
g. Praktek
rooming-in agar memungkinkan ibu dan bayi tetap bersama-sama
h. Mendorong
menyusui on demand
i. Tidak
memberikan dot kepada bayi menyusui
j. Mendorong
pembentukan kelompok pendukung menyusui dan menganjurkan ibu menghubungi mereka
setelah pulang dari rumah sakit atau klinik.
2. Memulai
Pemberian ASI Dini dan Ekslusif
Berdasarkan
evidence based yang up to date, upaya untuk peningkatan sumber daya manusia
antara lain dengan jalan memberikan ASI sedini mungkin (IMD) yang dimaksudkan
untuk meningkatkan kesehatan dan gizi bayi baru lahir yang akhirnya bertujuan
untuk menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB).
Inisiasi
Menyusui Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, dimana
bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting
susu). Pada
prinsipnya IMD merupakan kontak langsung antara kulit ibu dan kulit bayi, bayi
ditengkurapkan di dada atau di perut ibu selekas mungkin setelah seluruh badan
dikeringkan (bukan dimandikan), kecuali pada telapak tangannya. Kedua telapak
tangan bayi dibiarkan tetap terkena air ketuban karena bau dan rasa cairan
ketuban ini sama dengan bau yang dikeluarkan payudara ibu, dengan demikian ini
menuntun bayi untuk menemukan puting. Lemak (verniks) yang menyamankan kulit
bayi sebaiknya dibiarkan tetap menempel. Kontak antar kulit ini bisa dilakukan
sekitar satu jam sampai bayi selesai menyusu. Selain mendekatkan ikatan kasih
sayang (bonding) antara ibu dan bayi pada jam-jam pertama kehidupannya, IMD
juga berfungsi menstimulasi hormon oksitosin yang dapat membuat rahim ibu berkontraksi
dalam proses pengecilan rahim kembali ke ukuran semula. Proses ini juga
membantu pengeluaran plasenta, mengurangi perdarahan, merangsang hormon lain
yang dapat meningkatkan ambang nyeri, membuat perasaan lebih rileks, bahagia,
serta lebih mencintai bayi.
Tatalaksana inisiasi menyusu dini adalah sebagai
berikut :
a. Inisiasi
dini sangat membutuhkan kesabaran dari sang ibu, dan rasa percaya diri yang
tinggi dan membutuhkan dukungan yang kuat dari sang suami dan keluarga, jadi
akan membantu ibu apabila saat inisiasi menyusu dini suami atau keluarga
mendampinginya.
b. Obat-obatan
kimiawi, seperti pijat, aroma therapi, bergerak, hypnobirthing dan lain sebagainya
coba untuk dihindari.
c. Ibulah
yang menentukan posisi melahirkan, karena dia yang akan menjalaninya.
d. Setelah
bayi dilahirkan, secepat mungkin keringkan bayi tanpa menghilangkan vernix yang
menyamankan kulit bayi.
e. Tengkurapkan
bayi di dada ibu atau perut ibu dengan skin to skin contact, selimuti keduanya
dan andai memungkinkan dan dianggap perlu beri si bayi topi.
f. Biarkan
bayi mencari puting ibu sendiri. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan
lembut dengan tidak memaksakan bayi ke puting ibunya.
g. Dukung
dan bantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum menyusu
(pre-feeding) yang dapat berlangsung beberapa menit atau satu jam bahkan lebih,
diantaranya:
1) Istirahat
sebentar dalam keadaan siaga, menyesuaikan dengan lingkungan.
2) Memasukan
tangan ke mulut, gerakan mengisap, atau mengelurkan suara.
3) Bergerak
ke arah payudara.
4) Daerah
areola biasanya yang menjadi sasaran.
5) Menyentuh
puting susu dengan tangannya.
6) Menemukan
puting susu, reflek mencari puting (rooting) melekat dengan mulut terbuka
lebar.
7) Biarkan
bayi dalam posisi skin to skin contact sampai proses menyusu pertama selesai.
h. Bagi
ibu-ibu yang melahirkan dengan tindakan seperti oprasi, berikan kesempatan skin
to skin contact.
i. Bayi
baru dipisahkan dari ibu untuk ditimbang dan diukur setelah menyusu awal. Tunda
prosedur yang invasif seperti suntikan vit K dan menetes mata bayi.
j. Dengan
rawat gabung, ibu akan mudah merespon bayi. Andaikan bayi dipisahkan dari
ibunya, yang terjadi kemudian ibu tidak bisa merespon bayinya dengan cepat
sehingga mempunyai potensi untuk diberikan susu formula, jadi akan lebih
membantu apabila bayi tetapi bersama ibunya selama 24 jam dan selalu hindari makanan
atau minuman pre-laktal.
Setelah
pemberian Inisiasi Menyusu Dini (IMD), selanjutnya bayi diberikan ASI secara
eksklusif. Yang dimaksud dengan pemberian ASI secara eksklusif di sini
adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur
0-6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, baru ia mulai diperkenalkan dengan
makanan padat, sedangkan ASI dapat terus diberikan sampai bayi berusia 2 tahun
atau lebih. ASI eksklusif sangat penting untuk peningkatan SDM di masa yang
akan datang, terutama dari segi kecukupan gizi sejak dini. Memberikan ASI
secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan menjamin tercapainya
pengembangan potensial kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena ASI
merupakan nutrien yang ideal dengan komposisi yang tepat serta disesuaikan
dengan kebutuhan bayi.
3. Regulasi
Suhu Bayi Baru Lahir dengan Kontak Kulit ke Kulit
Bayi
baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress
dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang
suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat
kulit pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil
merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.
Kontak kulit bayi dengan ibu dengan perawatan metode kangguru dapat
mepertahankan suhu bayi dan mencegah bayi kedinginan/ hipotermi. Keuntungan
cara perawatan bayi dengan metode ini selain bisa memberikan kehangatan, bayi
juga akan lebih sering menetek, banyak tidur, tidak rewel dan kenaikan berat
badan bayi lebih cepat. Ibu pun akan merasa lebih dekat dengan bayi, bahkan ibu
bisa tetap beraktivitas sambil menggendong bayinya. Cara melakukannya yaitu :
a. Gunakan
tutup kepala karena 25% panas hilang pada bayi baru lahir adalah melalui
kepala.
b. Dekap
bayi diantara payudara ibu dengan posisi bayi telungkup dan posisi kaki seperti
kodok serta kepala menoleh ke satu sisi.
c. Metode
kangguru bisa dilakukan dalam posisi ibu tidur dan istirahat
d. Metode
ini dapat dilakukan pada ibu, bapak atau anggota keluarga yang dewasa lainnya.
Kontak
kulit ke kulit sangat berguna untuk memberi bayi kesempatan dalam menemukan
puting ibunya, sebelum memulai proses menyusui untuk pertama kalinya. Inilah
kunci dari inisiasi menyusui dini yang akan sangat berpengaruh dalam proses ASI
Eksklusif selama 6 bulan setelahnya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Implementasi hak untuk ibu postnatal
dan bayi, bisa diartikan dengan gerakan sayang ibu. Gerakan sayang ibu
merupakan suatu gerakan yang dilaksanakan dalam upaya membantu salah satu
program pemerintah untuk peningkatan kualitas hidup perempuan melalui berbagai
kegiatan yang berdampak terhadap upaya penurunan angka kematian ibu karena
hamil, melahirkan dan nifas.
Asuhan
Bayi Baru Lahir dan
Balita Berdasarkan Evidence Based
meliputi: Baby friendly atau dikenal dengan Baby
Friendly Initiative (inisiasi sayang bayi) adalah suatu prakarsa internasional
yang didirikan oleh WHO/ UNICEF pada tahun 1991 untuk mempromosikan, melindungi
dan mendukung inisiasi dan kelanjutan menyusui; Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses
bayi menyusu segera setelah dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari puting
susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting susu); Kontak kulit bayi dengan ibu
dengan perawatan metode kangguru dapat mepertahankan suhu bayi dan mencegah
bayi kedinginan/ hipotermi, ini merupakan regulasi
suhu bayi baru lahir dengan kontak kulit ke kulit.
B. Saran
Dengan
adanya makalah ini diharapkan agar pembaca dapat memahami tentang Implementasi hak untuk ibu postnatal
dan bayi dan Asuhan
Bayi Baru Lahir dan
Balita Berdasarkan Evidence Based dengan
baik. Kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk penyusunan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kaban, Febrina. 2011. Asuhan Bayi Baru Lahir Dan Balita Berdasarkan Evidence Based. Artikel (Online). (http://www.bidanshop.blogspot.com, Diakses Tanggal 15 Januari 2013).
Sebo M. Vincensia. 2013. Refleksi Praktik Dalam Pelayanan Kebidanan PNC, Bayi Dan KB. Artikel
(Online). (http://www.wordpress.com, Diakses Tanggal 15 Januari
2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar