PENYUSUN
:
NAMA : DIAN
PURNAMASARI
NIM
: 13
3145 301 125
KELAS : 1
D
PROGRAM
DIV BIDAN PENDIDIK STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
2013
BAB
V
PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT
KESEHATAN IBU DAN ANAK (PWS-KIA)
DESKRIPSI SINGKAT
Pada bab ini akan
dibahas tentang definisi Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak,
batasan pemantauan, indikator pemantauan, dan grafik PWS-KIA.
SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti mata
kuliah ini, diharapkan mahasiswa mampu menerapkan Pemantauan Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu dan Anak.
PENDAHULUAN
Program
kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu program pokok di Puskesmas
yang mendapat prioritas tertinggi, mengingat kelompok ibu hamil, menyusui, bayi
dan anak merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap kesakitan-kematian
(Syafrudin, 2009).
Pelaksanaan program KIA
tersebut tidak terlepas dari sistem pencatatan dan pelaporan sebagai
dokumentasi dan bahan evaluasi dari seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.
Pelaksanaan program KIA dimulai dari pondok bersalin, puskesmas pembantu,
sarana pelayanan swasta yang akhirnya dikumpulkan di Puskesmas. Selanjutnya
dilaporkan kepada unit di atas yakni Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam
bentuk Laporan Bulanan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
(Sutaip, 2012).
PENYAJIAN
A. Definisi
PWS-KIA
Pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak
(PWS-KIA) adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA di suatu
wilayah kerja secara terus-menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang
cepat dan tepat, meliputi program pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
ibu dengan komplikasi, keluarga berencana, bayi baru lahir dengan komplikasi,
bayi dan balita. Kegiatan PWS KIA
terdiri dari pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data serta
penyebarluasan informasi ke penyelenggara program dan pihak/ instansi terkait
untuk tindak lanjut (Kemenkes RI, 2010).
Tujuan PWS-KIA, yaitu meningkatkan jangkauan dan
mutu pelayanan KIA di wilayah kerja Puskesmas, melalui pemantauan cakupan
pelayanan KIA di tiap desa secara terus-menerus (Syafrudin, 2009).
B. Batasan
Pemantauan
Dalam
penerapan PWS-KIA digunakan batasan operasional dan indikator pemantauan
seperti diuraikan berikut:
1.
Pelayanan
antenatal. Pelayanan antenatal (ANC) merupakan pelayanan
kesehatan oleh tenaga profesional untuk ibu selama masa kehamilannya, yang
dilakukan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan.
2.
Penjaringan
(deteksi) dini kehamilan berisiko. Kegiatan ini
bertujuan untuk menemukan ibu hamil berisiko yang dapat dilakukan oleh kader,
dukun bayi, dan tenaga kesehatan.
3.
Kunjungan
ibu hamil. Maksudnya adalah kontak ibu hamil dengan tenaga
professional untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang
ditetapkan.
4.
Kunjungan
baru ibu hamil. (K1) adalah kunjungan ibu hamil yang
pertama kali pada masa kehamilan.
5.
Kunjungan
ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan
yang kedua dan seterusnya untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan
standar selama satu periode kehamilan berlangsung.
6.
K4
adalah
kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang keempat atau lebih untuk
mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar.
7.
Kunjungan
neonatus (KN) adalah kontak neonatus dengan tenaga
kesehatan minimal dua kali.
8.
Cakupan
akses adalah persentase ibu hamil di suatu wilayah, dalam
kurun waktu tertentu, yang pernah mendapat pelayanan antenatal sesuai dengan
standar, paling sedikit satu kali selama kehamilan.
9.
Cakupan
ibu hamil (cakupan K4). Pelayanan antenatal sesuai standar
paling sedikit empat kali, yaitu minimal satu kali pada triwulan pertama,
satu kali pada triwulan kedua, dan dua
kali pada triwulan ketiga.
10. Sasaran ibu hamil
adalah jumlah semua ibu hamil di wilayah dalam kurun waktu satu tahun.
11. Cakupan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan adalah persentase ibu bersalin di suatu wilayah dalam
kurun waktu tertentu yang ditolong persalinannya oleh tenakes.
12. Cakupan penjaringan ibu hamil
berisiko oleh masyarakat adalah persentase ibu hamil
berisiko yang ditemukan oleh kader dan dukun bayi, dan kemudian dirujuk ke
Puskesmas atau tenakes dalam kurun waktu tertentu.
13. Cakupan ibu hamil berisiko oleh
tenaga kesehatan adalah persentase ibu hamil berisiko
yang ditemukan baik oleh tenaga kesehatan (tenakes) maupun oleh kader/dukun
bayi yang telah dipastikan oleh tenakes, yang kemudian ditindaklanjuti, dalam
kurun waktu tertentu.
14. Ibu hamil berisiko
adalah ibu hamil yang memiliki faktor risiko dan risiko tinggi, kecuali ibu
hamil normal.
15. Cakupan kunjungan neonatus (KN) adalah
persentase neonatus yang memperoleh pelayanan kesehatan minimal 2 kali dari
tenakes 1 kali pada usia 0-7 hari dan 1 kali pada usia 8-28 hari (Syafrudin,
2009).
C. Indikator
pemantauan
Indikator pemantauan program KIA
yang dipakai untuk PWS-KIA meliputi indikator yang dapat menggambarkan keadaan
kegiatan pokok dalam program KIA. Ditetapkan 6 indikator PWS-KIA:
1.
Akses pelayanan antenatal (cakupan K1).
Indikator akses ini digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenaatal
serta kemampuan program dalam menggerakan masyarakat. Rumus yang digunakan
untuk perhitungan adalah sebagai berikut.
2.
Cakupan ibu hamil (cakupan K4). Dengan
indikator ini, dapat diketahui cakupan pelayanan antenatal secara lengkap
(memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan), yang
menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu wilayah, selain
menggambarkan kemampuan manajemen ataupun kelangsungan program KIA.
3.
4.
Penjaringan (deteksi) ibu hamil berisiko
oleh masyarakat. Dengan indikator ini dapat diukur tingkat kemampuan dan peran
serta masyarakat dalam melakukan deteksi ibu hamil berisiko di suatu wilayah.
Rumus yang digunakan sebagai berikut:
5.
Penjaringan (deteksi) ibu hamil berisiko
oleh tenaga kesehatan. Dengan indikator ini dapat diperkirakan besarnya masalah
yang dihadapi oleh program KIA dan harus ditindaklanjutan dengan intervensi
secara intensif. Rumus yang digunakan adalah:
6.
Cakupan pelayanan neonatus (KN) oleh
tenaga kesehatan. Dengan indikator ini dapat diketahui jangkauan dan kualitas
pelayanan kesehatan neonatus. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
(Syafrudin, 2009).
D. Grafik
PWS-KIA
PWS-KIA
disajikan dalam bentuk grafik dari tiap indikator yang dipakai juga
menggambarkan pencapaian tiap desa dalam tiap bulan. Dengan demikian, tiap
bulan dibuat 6 grafik: grafik cakupan K1, grafik cakupan K4, grafik cakupan
persalinan oleh tenaga kesehatan, grafik penjaringan ibu hamil berisiko oleh
masyarakat, grafik penjaringan ibu hamil berisiko oleh tenaga kesehatan, dan
grafik cakupan neonatus oleh tenaga kesehatan.
Gambar 5.1 contoh gambar
grafik akses ibu hamil bulan April 2007 disuatu wilayah Puskesmas. (Syafrudin,
2009).
Gambar 5.2 analisis
dari gambar grafik cakupan ibu hamil baru (akses) pada pemantauan bulan April
2007 dapat digambarkan dalam matriks. (Syafrudin, 2009).
Dari matriks diatas, dapat disimpulkan adanya 4 macam status cakupan
desa, yaitu sebagai berikut:
1. Status baik
adalah desa dengan cakupan diatas target yang ditetapkan untuk bulan April 2007
dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang meningkatkan atau tetap jika
dibandingkan dengan cakupan bulan lalu.
2. Status kurang
adalah desa dengan cakupan diatas target yang ditetapkan untuk bulan April 2007
dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang menurun jika dibandingkan
dengan cakupan bulan lalu.
3. Status cukup
adalah desa dengan cakupan dibawah target yang ditetapkan untuk bulan April
2007, dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat jika
dibandingkan dengan cakupan bulan lalu.
4. Status buruk
adalah desa dengan cakupan dibawah target yang ditetapkan untuk bulan April 2007
dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang menurun jika dibandingkan
dengan cakupan bulan lalu (Syafrudin, 2009).
PENUTUP
A. Rangkuman
Pemantauan
wilayah setempat kesehatan ibu dan anak (PWS-KIA) adalah alat manajemen untuk
melakukan pemantauan program KIA di suatu wilayah kerja secara terus-menerus,
agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat. Program kesehatan ibu
dan anak (KIA) merupakan salah satu program pokok di Puskesmas yang mendapat
prioritas tertinggi, mengingat kelompok ibu hamil, menyusui, bayi dan anak merupakan
kelompok yang sangat rentan terhadap kesakitan-kematian.
B. Latihan
Soal
1. Apa
yang dimaksud dengan Pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak
(PWS-KIA)?
2. Tuliskan
rumus cakupan pelayanan neonatus oleh tenaga kesehatan pada PWS-KIA?
DAFTAR
PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI (2010). Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu Dan Anak (PWS-KIA)
[Internet] page 4-5. Available from:<http://www.gizikia.depkes.go.id>
[diakses tanggal 17 Desember 2013].
Sutaip. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja
Pelaporan Data Pelayanan KIA Oleh Bidan Praktek Swasta Di Kota Semarang Tahun
2012. Jurnal Kesehatan Masyarakat. vol
1 no. 2 hal. 207.
Syafrudin. 2009. Kebidanan Komunitas hal. 143-151. EGC: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar