A.
CASE PRESENTATION (PRESENTASI
KASUS)
1. Pengertian
Presentasi.
Presentasi adalah suatu
kegiatan berbicara di hadapan banyak hadirin. Berbeda dengan pidato yang lebih
sering dibawakan dalam acara resmi dan acara politik, presentasi lebih sering
dibawakan dalam acara bisnis dan dalam mempresentasikan hasil penelitian atau
karaya ilmiah. Presentasi adalah komunikasi langsung antara penyaji/presenter
dengan sekelompok pendengar/audience dalam situasi teknis, saintifik atau
professional untuk satu tujuan tertentu dengan menggunakan teknik sajian dan
media yang terencana. Pada intinya presentasi adalah menjelaskan dan meyakinkan
audience tentang hal apa yang akan kita bicarakan. Idealnya, presentasi dengan
menggunakan powerpoint/slide selalu disertakan modul (proposal, makalah, paper)
yang berisikan tentang data lengkap ataupun penjelasan lengkap tentang hal apa
yang kita angkat.
2. Tujuan
Presentasi.
Tujuan dari presentasi
bermacam-macam, misalnya untuk membujuk (biasanya dibawakan oleh wiraniaga),
untuk memberi informasi (biasanya oleh seorang pakar dan peneliti), atau untuk
meyakinkan (biasanya dibawakan oleh seseorang yang ingin membantah pendapat tertentu).
Agar bisa pandai berpresentasi, orang sering kali belajar pada para pakar
presentasi. Juga, ada banyak pembicara terkenal yang sering kali diamati oleh
orang-orang yang ingin pandai berbicara di hadapan umum. Para pembicara
terkenal di Indonesia antara lain James Gwee, KH Abdullah Gymnastiar, Tung
Desem Waringin, Andrie Wongso, Gede Prama, dan masih banyak lagi. Keahlian
berbicara dihadapan hadirin merupakan hal yang sangat penting bagi siapa pun
yang ingin maju. Banyak presiden, manajer, wiraniaga, dan pengajar yang menjadi
sukses dan terkenal lewat keahlian berpresentasi. Secara umum tujuan presentasi
adalah
a. Edukasi
atau pendidikan
b. Memberikan
Informasi
c. Persuasi
atau mempengaruhi
3. Perencanaan
Presentasi.
Sebelum mempersiapkan
sebuah presentasi beberapa hal perlu diketahui terlebih dahulu :
a. Situation
: Perhatikan waktu dan tempat Anda akan memberikan presentasi.
b. Tujuan
: Apa tujuan yang ingin dicapai dari presentasi yang dilakukan.
c. Audience
: Perhatikan siapa saja yang menjadi peserta dari presentasi Anda
d. Method
: Metode yang tepat dipakai agar tujuan presentasi dapat tercapai
4. Elemen
Penting Dalam Presentasi:
a. Kecepatan
presentasi
b. Pembukaan
yang menarik
c. Audience
mendengarkan
d. Konklusi
(relevansi topik)
e. Panjang
presentasi jangan sampai melebihi waktu yang tersedia
A.
PRECEPTORING
1. MODEL
PRECEPTORING
Menurut
Mahen dan Clark (1996), preceptoring adalah seorang perawat yang mengajar,
memberikan bimbingan, dapat menginspirasi rekannya, menjadi tokoh panutan (Role
model), serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan individu (trainee)
untuk jangka waktu tertentu dengan tujuan khusus mensosialisasikan trainee pada
peran barunya. Tujuan dari model preceptorship sendiri dapat dibagi menjadi dua
bagian besar yaitu makro (skala luas) dan mikro (skala individu).
2. TUJUAN
PRECEPTORING
Secara
mikro bertujuan untuk melibatkan pengembangan perawat didalam organisasi.
Shamian dan Inhaber (1985) menyatakan bahwa model preceptorship digunakan
sebagai alat sosialisasi dan orientasi. Hill dan loweinstein (1992) memandang
model preceptorship sebagai salah satu metode rekrutmen staf. Akses ke
pengetahuan organisasi dan praktik klinik tidak dapat di prediksi oleh perawat
baru, sehingga diskusi antara preceptor dan preceptee diperlukan untuk
memberikan praktik terkini dalam lingkungan klinik dengan harapan preceptee
akan memiliki kemampuan yang sama dengan preceptornya.
Preceptoring
secara mikro (bagi individu) adalah untuk membantu proses transisi dari
pembelajar ke praktisioner (mahen dan Clark, 1996) mengurangi dampak syok
realita (Kramer, 1947) dan memfasilitasi perawat untuk berkembang apa yang
dihadapi dalam lingkungan barunya (bain, 1996). Fokus pada efisiensi dan
efektifitas layanan keperawatan yang berkembang cepat sering kali menimbulkan
culture shock tersendiri khususnya bagi perawat baru.
3.
KRITERIA PRECEPTORING
Tidak
semua perawat senior dan medio dapat memiliki criteria sebagai seorang
preceptoring. UKCC (1993) menganjurkan bahwa preceptoring adalah perawat yang
memiliki pengalaman minimal 12 tahun dibidang yang sama atau bidang yang masih
berhubungan. Ketrampilan komunikasi dan kepemimpinan, kemampuan membuat
keputusan yang tepat, dan mendukung perkembangan professional merupakan hal
terpenting (shamian dan Inhaber, 1985). Secara garis besar dapat disimpulkan
criteria seorang preceptor yang berkualitas adalah berpengalaman dan ahli di
lingkungan klinik, berjiwa kepemimpinan, keterampilan komunikasi yang baik,
kemampuan membuat keputusan, mendukung perkembangan professional, memiliki
kemauan untuk mengajar dan mengambil peran dalam penerapan model preceptorship,
tidak mempunyai sikap yang menilai terlalu awal pada rekan kerja asertif, fleksibilitas
untuk berubah, mampu beradaptasi dengan pembelajaran individu.
Faktor
kunci dalam pengembangan dan implementasi model preceptorship adalah
keterlibatan staf yang berpengalaman disemua tingkatan, ketersediaan literature
untuk mendapatkan kepahaman praktik yang terbaik, dan penggunaan pengetahuan
yang diperoleh untuk dijadikan panduan dalam praktik. Penggunaan kombinasi dari
strategi perubahan dan program pendidikan staf dapat diimplementasikan untuk
meningkatkan model preceptoship. Komitmen dan dukungan dari bidang keperawatan
merupakan salah satu faktor penting. Hal terakhir untuk menilai keberhasilan
penerapan model preceptorship harus dilakukan melalui audit yang sudah
distandarisasi
Mempersiapkan mahasiswa dalam memberikan panduan bagi program kemitraan
preceptor dan preceptee adalah sebagai berikut :
1.
Mengenalkan program
2.
Mengidentifikasi dari tujuan
pribadi serta institusi dan tujuan yang dapat diukur
3.
Identifikasi kebutuhan
pelatihan
4.
Menyediakan sumber dukungan
5.
Rencanakan praktik terkini
6.
Diskusi awal mengenai
pengembangan profesional dan pengenalan supervise klinik
Pembelajaran klinik bagi mahasiswa di
rumah sakit dilakukan secara kolaborasi antara perseptor atau instruktur klinik
yang berasal dari institusi pendidikan
dan perseptor yang berasal dari lahan praktik untuk mengajar mahasiswa selama
pembelajaran klinik. Beberapa tanggung jawab perseptor klinis antara lain
sebagai berikut:
a.
Mengorientasikan mahasiswa yang praktik terkait dengan
prosedur-prosedur dan kebijakan di lahan praktik.
b.
Berperan menjadi seorang praktisi klinis, guru
sekaligus pementor,
c.
Melaksanakan supervisi terhadap mahasiswa selama
berada di lahan praktik,
d.
memperbaiki kemampuan mahasiswa untuk mendukung
perencanaan dan tindakan keperawatan.
e.
Memberi masukan dan membantu serta mendorong kemampuan
mahasiswa untuk tujuan klinis.
f.
berkordinasi dengan institusi pendidikan untuk
membahas masalah-masalah yang muncul selama pengajaran klinik.
g.
Memberikan pendelegasian untuk menjaga hal-hal tidak
diharapkan saat perseptor tidak dapat mendampingi mahasiswa selama pengajaran
klinik,
h.
Mendokumentasikan perkembangan mahasiswa selama
pengajaran sebagai bahan untuk evaluasi.
i.
Memberikan laporan tertulis pada institusi sebagai
bahan evaluasi pada akhir pembelajaran klinis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar