Rabu, 26 Maret 2014

issu kebidanan komunitas


BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kesehatan, semakin bertambah pula permasalahan – permasalahan yang di hadapi dalam bidang kesehatan. Jika di amati dengan baik seharusnya dengan semakin bertambahnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan, semakin berkurang pula masalah – masalah kesehatan yang muncul. Tapi kenyataannya berkata lain, yang muncul sekarang terutama di Negara Republik Indonesia ini masalah – masalah kesehatan belum bisa teratasi dengan baik. Dengan contoh, dapat dilihat angka kemataian ibu dan bayi dari tahun ketahun semakin bertambah dengan berbagai peyebab kematian yang berbeda – beda.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangannya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak di keluarga maupun di masyarakat. Dalam rangka pemberian pelayanan kebidanan pada ibu dan anak di komunitas diperlukan bidan komunitas yaitu bidan yang bekerja melayani ibu dan anak di suatu wilayah tertentu.
Namun dalam kebidanan Komunitas terdapat juga issue kesehatan yang menajdi sebuah masalah kebidanan di Komunitas yang dijumpai dalam kebidan komunitas dan menjadi salah satu peran tugas dan tanggung jawab bidan dalam menangani masalah tsebut: diantaranya : BBLR, Tingkat Kesuburan, Target ANC yang kurang di komunitas dan Pertolongan persalinan non kesehatan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana BBLR dalam Kebidanan komunitas?
2.      Bagaiamana Tingkat kesuburan dalam kebidanan komunitas?
3.      Bagaimana Target ANC yang kurang dalam kebidanan komunitas?
4.      Bagaimana persalinan non nakes dalam kebidanan komunitas?

C.    Tujuan masalah
1.      Untuk mengetahui BBLR dalam kebidanan komunitas
2.      Untuk mengetahui tingkat kesuburan dalam kebidanan komunitas
3.      Untuk mengetahui target ANC yang kurang dalam kebidanan komunitas
4.      Untuk mengetahui persalinan non nakes dalam kebidanan komunitas




BAB II
PEMBAHASAN
A.    BBLR
Kriteria BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Diperkirakan,kejadian  BBLR di Indonesia berkisar antara 14-17% dari seluruh kelahiran. Penetapan angka tersebut berkaitan dengan pertubuhan janin yang sesuai dengan masa gestasi. Umumnya bayi yang normal berat badannya mencapai 2500 gram pada usia kehamilan sekitar 38 minggu . usia kehamilan normal sendiri berkisar antara 38-42 minggu.
Menurut Saifudin, dkk (2000), berkaitan dengan penanganan dan harapan hidup bayi, BBLR diklasifikasikan menjadi :
  1. Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500 – 2500 gram
  2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir < 1500 gram
  3. Bayi baru lahir ekstrem rendah (BBLER) berat lahir < 1000 gram
Bayi dengan berat badan lahir rendah, akan mengalami beberapa masalah diantaranya: Asfiksia, Gangguan nafas, Hipotermi, Hipoglikemi, Masalah pemberian ASI, Infeksi, Ikterus dan Masalah perdarahan.


 Antisipasi kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah pada masa hamil yaitu:
1.       Perhatikan suplai makanan baik kualitas maupun kuantitas
2.       Periksa kehamilan secara teratur minimal 4 kali,
3.       Ibu hamil minimum tablet zat besi secara teratur  setiap hari 1 tablet,
4.       Kurangi kerja yang melelahkan ,istirahat yang cukup dan tidur lebih awal.

B.     Tingkat Kesuburan
Tingkat kesuburan seseorang memegang peranan yang sangat penting bagi pasangan suami istri. Tingkat kesuburan dibedakan menjadi fertilitas/kesuburan dan infertilitas/ketidaksuburan. Tingkat kesuburan dapat menjadi masalah yang serius dalam tatanan komunitas. Untuk itu bidan di komunitas harus mampu mengenal masalah kesuburan dan ketidaksuburan pada pasangan suami istri.
1.      Fertilitas
Fertilitas adalah kemampuan istri menjadi hamil dan melahirkan anak hidup oleh suami yang mampu menghamilinya.
2.      Infertilitas
Infertilitas adalah suatu keadaan pasangan suami istri yang ingin mempunyai anak tetapi tidak bisa mewujudkan keinginannya tersebut karena adanya masalah kesehatan reproduksi baik pada suami atau istri.
Infertilitas dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1.      Infertilitas primer adalah pasangan usia subur yang telah melakukan hubungan suami istri teratur 2-3 kali semingggu tanpa memakai alat kontrasepsi selama 1 tahun tetapi belum terjadi kehamilan juga.
2.      Infertilitas sekunder adalah pasangan usia subur yang telah punya anak dan sudah tidak menggunakan alat kontrasepsi serta melakukan hubungan suami istri teratur 2 – 3 kali tetapi belum hamil juga.
Penyebab infertilitas
a.       Pada suami dikarenakan kelainan alat kelamin, faktor fungsional,
b.      Pada istri dikarenakan kelainan anatomis alat kelamin, kelainan fungsi,
c.       Kurang pengetahuan,
Peran bidan di komunitas terhadap tingkat kesuburan
a.       Fertilitas yaitu dengan KB
b.      Infertilitas :
1)      Melakukan rujukan sehingga pasangan infertil mendapat penanganan yang tepat,
2)      Konseling tentang variasi dalam hubungan seksual, cara menghitung masa subur, makanan yang dapat meningkatkan kesuburan suami atau istri,
3)      Mencari ketenangan psikologis.


C.    Target ANC yang kurang
Dengan pemeriksaan ANC maka AKI bisa diturunkan sesuai dengan target MDGs. Penelitian mengenai ibu hamil yang dilakukan oleh Dra. Flourisa Julian Sudrajad, M.Kes., dari puslitbang KR-BKKBN tahun 2003 di 10 kabupaten di provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, menemukan bahwa :
a.       Sebanyak 45 % wanita tidak tahu  mengenai jenis komplikasi dalam kehamilan.
b.      Sebanyak 83% wanita hamil meemeriksakan kehamilannya di fasilitas kesehatan, cakupan ini lebih rendah dari target PWS-KIA, yaitu 90%.
c.       Cakupan KI ( Kunjungan atau kontak pertama antara wanita hamil trimester I dengan tenaga kesehatan ) sekitar 40-90% target propenas tahun 2010 sebesar 95%.
d.      Cakupan K4 ( Kontak atau kunjungan wanita hamil yang keempat kalinya dengan tenaga kesehatan , dilakukan pada trimester III ) sebesar 40-90%, target propenas tahun 2010, K4 sebanyak 90%.
*      Cara pelaksanaan Antenatal di komunitas:
1.      Bidan menggunakan seluruh keterampilannya bukan hanya untuk memberikan asuhan pada keadaan fisik normal tetapi juga membantu ibu bagaimana cara beradaptasi dengan perubahan akibat kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua,
2.      Bidan merujuk kepada dokter kebidanan jika ada komplikasi yang timbul,
3.      Memberi dorongan kepada ibu untuk membicarakan tentang perasaannya, kecemasannya dengan suasana yang mendukung dan terjamin kerahasiaan diri pribadinya ataupun keluarganya.
4.      Jika memungkinkan selama kehamilannya ibu dapat bertemu dengan bidan yang akan menolong
*      Berbagai penyebab Ibu tidak ANC ke pusat Layanan Kesehatan/Kebidanan
§  Ibu sakit
§  Tidak ada transport
§  Tidak ada yang menjaga keluarga di rumah
§  Kurang motivasi
§  Takut/ tidak mau ke pusat layanan/ takut
§  Faktor ekonomi
§  Kunjungan rumah
§  Berusaha memperoleh informasi alasan tidak anc
§  Jika ada masalah coba mencari pemecahannya
§  Beri motivasi dan pelibatan lingkungan sekitar
*      Pelaksanaan ANC di Rumah:
·         Bidan harus memiliki data keberadaan ibu hamil di wilayah kerjanya
·         Bidan mengidentifikasi apakah ibu hamil memeriksakan kehamilannya dengan baik atau tidak
·         Sebelum ke klien bidan menentukan dulu kapan bisa berkunjung, usahakan tidak mengganggu aktivitas ibu hamil dan keluarga
·         Lakukan pemeriksaan sesuai standar
*      Berbagai cara mengelola ibu hamil di komunitas:
1.      ANC dan persalinan dilakukan di rumah oleh bidan
2.      ANC kombinasi (bidan dan dokterdan persalinan di rumah)
3.      ANC dan persalinan di RS
*      Persalinan di Rumah
Persiapan:
A.    Keluarga
1.      Keluarga bersedia dilakukannya pertolongan di rumah, memberikan ide dan dukungan
2.      Membahas kegiatan rumah tangga àpersiapan persalinan dirumah
B.     Rumah dan Tempat Pertolongan Persalinan
1.      Situasi dan kondisi yang perlu diketahui:
·         apakah cukup hangat dan aman
·         Apakah tersedia ruangan yang akan digunakan untuk menolongpersalinan
·         Apakah tersedia air mengalir
·         Apakah kebersihan cukup terjamin
Rumah
·         Bidan mengecek rumah sebelum kehamilan 37 minggu
*      IntraPartum Care
Persiapan persalinan di rumah:
1.      Ruangan yang bersih, aman dan nyaman, hangat
2.      Makanan, minuman untuk ibu yang akan melahirkan
3.      Tempat tidur dapat dicapai dari dua sisi
4.      Penerangan yang cukup
5.      Peralatan untuk perawatan bayi baru lahir (pnghangat dll)
6.      Peralatan mandi dan kebersihantubuh ibu
7.      Tempat/meja untuk meletakkan peralatan
8.      Sebaiknya ada sarana telekomunikasi
9.      Tersedianya pakaian bayi, ibu yang bersih
10.  Tempat sampah atau kantong plastik, ember untuk klorin atau detergent
Pertimbangan:
·         Setiap ibu memiliki hak dan kepuasan atas dirinya
·         Ada beberapa kondisi ibu yang diperbolehkan untuk bersalin di rumah
·         Mengharapkan kualitas yang lebih tinggi
·         Anak lebih mendapatkan kasih sayang, suami lebih bebas mengekspresikan perasaannya
·         Bidan harus mengembangkan hubungan dengan keluarga dan saling mempercayainya.
Keuntungan:
Ø  Kepuasan bagi ibu, keluarga dan bidan
Ø  Setiap ibu mempunyai hak untuk mempertimbangkan pendapatnya.
Ø  Meminimalkan penggunaan obat dan intervensi pada ibu dan bayi
Ø  Anak tetap mendapatkan perhatian dan kasih sayang
Ø  Suami dapat mengekspresikan perasaannya
Ø  Ibu dapat berada di lingkungannya sendiri
Ø  Ibu bebas untuk mendapatkan cara-cara persalinan sesuai dengan apa yang dia inginkan
Ø  Ibu dapat melakukan mobilisasi penuh dalam proses persalinan
Ø  Tidak ada orang asing yang hadir dalam persalinan
Ø  Sangat aman untuk ibu yang tidak memiliki risiko tinggi.

D.    Pertolongan persalinan non kesehatan
Dalam tatanan masyarakat yang masih memegang tradisi adat, dukun masih memegang peranan yang sangat penting. Pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan yaitu proses persalinan yang dibantu oleh tenaga non kesehatan yang biasa disebut dukun paraji. Adanya asumsi pada masyarakat kita bahwa melahirkan di dukun mudah dan murah, merupakan salah satu penyebab terjadinya pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan.
·         Etiologi
2.      Kebiasaan/ perilaku/ adat istiadat yang tidak menunjang.
-          Keluarga yaitu adanya kebiasaan keluarga yang memutuskan atau memaksa calon orang tuamengenai siapa yang akan menolong persalinan
-          Masyarakat, yaitu adanya kebiasaan masayarakat yang lebih mempercayai penolong persalinan pada tenaga non medis (dukun)
3.      Sarana kesehatan,
4.      Keadaan sosial ekonomi yang masih belum memadai,
5.      Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat,
6.      Status dalam masyarakat,
7.      Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap penyuluhan kesehatan dan petugas kesehatan yang masih rendah.
·         Penanganan
Penanganannya dengan diadakan program penempatan bidan di desa yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kematian ibu hamil, bayi dan balita. Kecuali hal-hal yang berhubungan dengan adat dan kebiasaan masyarakat setempat, dengan menjalin hubungan kemitraan antara keduanya.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), kesehatan reproduksi termasuk usia wanita adiyuswa secara paripurna.
Namun dalam kebidanan Komunitas terdapat juga issue kesehatan yang menajdi sebuah masalah kebidanan di Komunitas yang dijumpai dalam kebidan komunitas dan menjadi salah satu peran tugas dan tanggung jawab bidan dalam menangani masalah tsebut: diantaranya : BBLR, Tingkat kesuburan, target ANC di komunitas dan pertolongan persalinan oleh non nakes.

B.     Saran
Secara professional, bidan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya,partnership denagan perempuan untuk kelancaran  untuk member support pada msyarakat. Bidan juga lebih memperhatikan pada issue keshatan dalam kebidanan komunitas.



DAFTAR PUSTAKA
Adi subagio. 2013. Karya tulis BBLR. http://adisubagio92.blogspot.com/. Diakses tanggal 13 february 2014.

Bid. Diah Widyatun, S.ST. 2006. Masalah Kebidanan Komunitas Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Non Kesehatan. http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/06/masalah-kebidanan-komunitas-pertolongan.html#ixzz2t9Drip8k. Diakses tanggal 13 February 2014.

Oshigita’s. 2013. Identifikasi Masalah Kebidanan Di Komunitas. http://oshigita.wordpress.com/category/materi-kuliah/asuhan-komunitas/. Diakses tanggal 13 February 2014.

Sinta liferia.2013. Issue Terkini Dan Evidence Based Practice Dalam Asuhan Kebidanan Kehamilan.http://sintaliferia.blogspot.com/. Diakses tanggal 13 february 2014

Wiknjosastro,Prof. Dr. Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Wahyu putri. 2011. Makalah Kebidanan Di Komunitas. http://putriutakatikotak.blogspot.com/. Diakses tanggal 13 february 2014

 

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar